Lalam : “Kenapa newspurwakarta tidak bersihkan.”
PURWAKARTA (enpe.com) – Vila Dedi Mulyadi di Cipulus – Nagrak Kecamatan Wanayasa, berdiri begitu megah. Bangunan besar menyolok mata. Taman-taman indah dengan berbagai pohon dan bunga beraneka warna. Kolam-kolam berukuran besar bertebaran. Kebersihannya sempurna.
Tapi sebentar. Itu gambaran dulu, saat Dedi masih berkuasa. Kini kondisi vila Dedi tidak bersih dan tampak kusam.
Reporter enpe.com1, kemarin (20/11/21) menyambangi langsung vila itu. Kondisinya kotor dan kusam. Tidak seperti dulu lagi.
Taman di bagian depan, yang berbatasan langsung dengan jalan nampak tidak terawat. Banyak sampah daun dibiarkan berserakan. Saluran air juga kurang perhatian.
Dua butir buah Sukun yang ada di sela-sela kolam jatuh dan dibiarkan saja tergeletak. Satu buah jatuh di dekat pohon sukun. Membusuk dan menjijikkan. Satu buah bahkan jatuh di dalam kolam mengambang dan nampak lama dibiarkan.
Daun pohon palem yang bentuknya seperti daun pohon kelapa tergeletak lama di tengah taman itu. Nyaris membusuk. Sementara pipa saluran air keluar dari vila itu putus dan nampak lama tidak diurus.
“Akun Facebook Yudha Dawami Abdas dibajak seolah Yudha minta maaf ke Dedi Mulyadi.”
Ketika reporter media ini masuk ke pintu gerbang vila, tanaman merambat di pintu masuk itu nampak semrawut, tidak terurus. Akar pohon yang menggantung memanjang. Beberapa bunga layu.
Kolam di sisi kanan di depan bangunan kedua di mana Dedi Mulyadi selalu tidur di tempat itu, terdapat banyak daun di dalamnya. Reporter media ini mencoba melempar sesuatu di kolam itu, seketika ratusan ikan memburu berkecipak. Bisa jadi kekurangan makanan.
Halaman bangunan utama tampak agak kusam. Daun-daun sedikit berserakan. Bangunan utama memang masih kokoh. Agak terawat dengan baik. Sementara di sisi kanan bangunan bekas telapak kaki orang lalu lalang di tepi kolam sangat kentara.
“Biasanya selalu bersih. Untuk melewati pinggir kolam sandal harus dilepas,” jelas satu warga menuturkan kepada media ini.
Di belakang bangunan utama ada tumpukan sampah yang mengonggok lama. Di sebelahnya ada tiga karung sampah yang tergeletak. Kelihatan lama tidak terbuang.
Pada bangunan vila kedua di mana DM, sapaan akrab Dedi, biasa tidur, nampak masih terawat. Bangunan ini dua lantai. Di lantai pertama ada gambar harimau besar. Bangunan ful kayu ini dikelilingi oleh kolam besar.

Di sisi kiri bangunan itu ada patung harimau yang besar, berdiri di tengah kolam. Untuk masuk ke bangunan kedua ini melewati jalan selebar 1 meter di atas kolam-kolam itu. Mengular dan asri, terbuat dari kayu.
Sayang daun-daun yang jatuh di kolam itu dibiarkan mengambang tidak rutin dibersihkan.
Kini vila itu dikelola oleh empat orang. Yang mendapat upah bulanan. Dedi membeli lahan di situ lebih dari 1 hektar. Ada sebagian yang dibiarkan jadi sawah. Ada kandang kambing yang sangat mewah untuk ukuran kambing. Meski kondisinya sudah kusam. Ada lumbung padi yang kosong.
DEDI SALAH ALAMAT
Sebelumnya, DM sibuk membersihkan pasar-pasar di Purwakarta. Atas nama pribadi, Dedi memunguti sampah di pasar. Sepasukan Satpol PP dia perintah untuk menertibkan pedagang yang melanggar aturan. Disikat habis, tanpa berfikir bagaimana pendapatan mereka hari itu.
“Saya kerjakan atas nama pribadi. Karena saya cinta kebersihan,” ujar Dedi saat itu di kanal Youtubenya.
Yudha Dawami Abdas, di pasar Rebo menyambangi DM yang sedang sibuk shooting dan mempertanyakan kewenangannya. Dedi pun marah. Mahasiswa STAI KH ZET Muttaqien ini pun jadi bulan-bulanan netizen.

Bahkan akun Fb Yudha sempat dibajak dan disitu diposting seolah Yudha meminta maaf kepada Dedi. Pikiran Rakyat sempat menaikan berita minta maaf itu. Tapi Yudha kemudian memberikan hak jawab dan menegaskan bahwa dia tidak pernah minta maaf ke DM.
Setelah peristiwa itu, besok paginya Dedi membuat konten lagi dan mendatangi kampus STIE Muttaqien dan kantor lama HMI Cabang Purwakarta. Di dua lokasi itu DM mempertontonkan bahwa kampus dan kantor mereka kumuh dan kotor.
Protes mahasiswa STIE pun merebak. Mereka merasa dipermalukan oleh konten Youtube Dedi. Karena Yudha bukan mahasiswa STIE. Belakangan ketahuan Dedi ternyata salah alamat.
Ketua KMP Zaenal Abidin menyatakan apa yang dilakukan DM berlebihan. “Dia punya kepentingan membangun citra. Dan kesalahan DM memang tidak punya kewenangan apapun. Maka dari itu ketika disentil mahasiswa dengan pertanyaan sederhana, Dedi marah-marah.
Sementara itu, media ini mencoba konfirmasi ke Dedi Mulyadi, melalui orang kepercayaannya Lalam Martakusumah. Pertanyaan yang dikirim ke Lalam terkait vila DM yang kotor dan kusam tidak dijawab secara langsung oleh Dedi.
Lalam hanya menyatakan,”Terus …. kenapa tidak dibersihin newspurwakarta atuuuh. Mestinya ikut beberes dong seperti DM …..” (tim) editor : gsoewarno