Angka Kemiskinan Naik, Pengangguran dan Korban PHK Meningkat
PURWAKARTA (enpe.com) – Kinerja Bupati Purwakarta pada 2020 sangat buruk. Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik (BPS) Purwakarta, semua indikator sosial ekonomi jeblog. Bupati sendiri mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi pada 2020 minus 2,05%.
Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika menyatakan hal itu bberapa waktu lalu kepada sejumlah awak media. “Ya kita akui pertumbuhan ekonomi Purwakarta pada 2020 minus 2,05%,” jelas Anne.
Bupati menambahkan, jika dibandingkan dengan daerah tetangganya, Purwakarta masih lebih baik. “Kami akan terus berupaya agar semester I pada 2021, pertumbuhan ekonomi Purwakarta sudah positif lagi,” jelas Ambu Anne.
“Pada era Dedi Mulyadi, 2016 dan 2017 pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan dari 5,99% menjadi 5,15%. Saat Anne menjabat, pertumbuhan ekonomi dari 2018, 2019 dan 2020 juga mengalami penurunan. Angkanya pada 2018 turun menjadi 4,98%, pada 2019 turun lagi menjadi 4,38% dan pada 2020 malah -2,05%.” (Sumber BPS Purwakarta)
Sementara itu, Santi Gantini, Koordinator Fungsi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Purwakarta membenarkan bahwa pertumbuhan ekonomi Purwakarta pada 2020 adalah minus 2,05%. “Kondisi ini melumpuhkan perekonomian Purwakarta,” ujarnya.
Meski begitu, menurut Santi, ada beberapa sektor yang tumbuh positif di tengah wabah Corona ini. “Sektor Telekomunikasi dan IT pada 2020 bertumbuh positif sebesar 26,9%. Padahal pada 2019 hanya tumbuh 9.69%,” ulasnya.
Pertumbuhan di sektor Telekomunikasi dan IT lebih disebabkan oleh pelajar yang diwajibkan belajar di rumah. “Jadi pemakaian internet memang tinggi,” jelasnya.
Sektor yang masih tumbuh positif lainnya, menurut Santi adalah sektor pendidikan dari 5,24% pada 2019 menjadi 5,38% pada 2020, sektor penegadaan air, sampah dan limbah tumbuh dari 4,74% pada 2019 menjadi 12,8% pada 2020. “retribusi sampah yang trendnya naik. Sementara untuk retribusi air pada posisi stabil,” jelasnya.
Menurutnya, ada sektor yang mengalami penurunan, tapi dalam posisi pertumbuhan masih positif. Sektor itu, menurutnya, adalah sektor Pertanian dari 2,20% pada 2019 turun menjadi 0,07% pada 2020. Sektor lain adalah Jasa Keuangan, turun dari 4,01% pada 2019 menjadi hanya 0,65% pada 2020.
“Sektor jasa keuangan masih bertumbuh akibat pegadaian yang mengalami lonjakan pesat. Jadi banyak warga yang menggadaikan barangnya untuk bertahan hidup,” ujarnya.
Ia menamahkan, sektor yang babak belur akibat dananya dialihkan untuk menangani Covid-19 adalah sektor Jasa Konstruksi. “Sektor ini terjun bebas dari 5,88% pada 2019 menjadi minus 5,05%,” jelasnya.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi di Purwkarta di topang oleh tiga sektor penting. “Sektor itu adalah Industri, Perdagangan dan Konstruksi,” jelasnya.
Rincian sumbangsih tiga sektor itu terhadap pertumbuhan ekonomi, dijelaskan sebagai berikut; Sektor Industri 57,14% pada 2020, turun sedikit jika dibandingkan dengan share 2019.
“Sektor Perdagangan juga turun dari 12,01% pada 2019 menjadi 11,66 pada 2020. Sedangkan sektor Konstruksi juga turun dari 7,63 pada 2019 menjadi 7,33 pada 2020,” jelasnya.
PERTUMBUHAN EKONOMI ERA ANNE TURUN TERUS
Sementara itu, Santi menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi dalam rentang waktu lima tahun terakhir memang terus menurun. Data dari BPS menyebutkan, sejak era Dedi Mulyadi hingga Bupati Purwakarta dijabat isterinya pertumbuhan ekonomi turun terus.

“Ya kita akui pertumbuhan ekonomi Purwakarta pada 2020 minus 2,05%. Kita akan berusaha agar pada semester I 2021 pertumbuhan sudah positif.” (Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika).
“Pada era Dedi Mulyadi, 2016 dan 2017 pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan dari 5,99% menjadi 5,15%. Saat Anne menjabat, pertumbuhan ekonomi dari 2018, 2019 dan 2020 juga mengalami penurunan. Angkanya pada 2018 turun menjadi 4,98%, pada 2019 turun lagi menjadi 4,38% dan pada 2020 malah -2,05%,” jelasnya.
Penurunan pertumbuhan ekonomi, menurut Mohamad Fauzi, Koordinator Fungsi Statistik Sosial BPS Purwakarta menyatakan, berdasarkan survey BPS disebabkan oleh relokasi industri dan perubahan peruntukan lahan dari sawah menjadi perumahan atau industri. “Trend penurunan dan relokasi ini cenderung terus meningkat setiap tahun,” ujarnya.
Bagaimana kondisi korban PHK dan kemiskinan di Purwakarta. Data dari BPS menyebutkan, pada 2020 korban PHK mencapai 1.091 orang. Sedangkan karyawan yang dirumahkan mencapai 18.033 karyawan.
Total industri yang merumahkan karyawannya pada 2020, menurut BPS mencapai 46 pabrik dari 114 pabrik yang ada di Purwakarta. Sementara pabrik yang tutup sebanyak dua perusahaan.
Meski situasi ekonomi dalam kondisi yang memprihatinkan, tapi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Purwakarta masih diangka 70,82%. “IPM ini dipengaruhi oleh Pendidikan atau lamanya usia sekolah, kesehatan atau angka harapan hidup dan daya beli masyarakat atau standard hidup layak,” jelas Fauzi.
Menurutnya, rata-rata usia sekolah di Purwakarta hanya delapan tahun dari 12 tahun yang menjadi standard nasional. “Jadi kualitas pendidikan di sini hanya lulusan kelas dua SMP,” jelasnya.
Sedangkan angka harapan hidup di Purwakarta di atas rata-rata nasional yaitu 71 tahun. “Sementara itu standard hidup layak di Purwakarta mencapai Rp 900 ribu per kapita (per orang) per bulan,” jelasnya.
Seperti apa tingkat kemiskinan di Purwakarta? Menurut Fauzi, tingkat kemiskinan di Purwakarta pada 2020 juga mengalami kenaikan, dari 71.870 (7,48%) orang miskin pada 2019 naik menjadi 80,170 (8,27%).
“Sedangkan garis kemiskinan di Purwakarta adalah warga yang belanja per bulannya sebesar Rp 367.273 per bulan pada 2019 dan sebesar Rp 378.287 per bulan pada 2020,” ujarnya. (ril) editor : gtsoewarno