Kenapa Anggota Dewan dari PDI Perjuangan yang Nyabu Diduga Dibebaskan?
PERKARA anggota DPRD Purwakarta yang diringkus lagi pesta narkoba adalah perkara sensitif. Apalagi dari Fraksi PDI Perjuangan, berinisial YN dari Daerah pemilihan (Dapil) Maniis, Tegalwaru dan Plered.
Kenapa Kapolres Purwakarta mesti transparan menjelaskan ke publik soal penanganan kasus ini. Setidaknya ada dua alasan. Pertama, kasus ini sudah menjadi konsumsi publik secara nasional. Media-media besar seperti kompas.com, detik.com, jaringan tribunnews.com semua mengulas perkara ini.
Dunia medsoa juga gegap gempita mengomentasi kasus besar ini. Seperti di Facebook, group-group whatsapp, twitter dan Google. Nyaris semua membicarakan soal ini.
Kedua, yang dicokok adalah anggota DPRD Purwakarta. Dari Fraksi PDI Perjuangan. Partai yang sedang berkuasa. Dan secara internal DPRD Purwakarta sedang jadi sorotan, ketika mereka mangkir dari dua rapat Paripurna penting. Tugas pokoknya diabaikan, malah bersenang-senang dengan shabu. Tentu ini ironi moralitas yang akut.
Dua alasan itulah yang menjadi dasar kenapa penanganan perkara ini mesti dibuka secara transparan. Jujur apa adanya.
“Kapolres Purwakarta mestinya hati-hati dalam memutus perkara sensitif ini. Kapolres mesti jelaskan ke publik.”
Kabar yang beredar di kalangan media, YN, WW dan LA, tiga terduga tersangka perkara ini direhabilitasi medis di Badan Narkotika Nasional (BNN) Karawang. Apa landasannya kenapa tiga terduga ini ujungnya direhabilitasi? Apakah pihak kepolisian punya alasan yang kuat?
Kalaulah punya alasan, lalu apa dan bagaimana penjelasannya? Perkara besar ini, patut diduga dianggap kecil oleh jajaran Polres Purwakarta. Wajar kalau publik bertanya-tanya, bahkan bisa jadi curiga. Ada permainan apa gerangan dalam perkara moralitas etis yang serius ini?
Wakil rakyat sejatinya mesti punya moralitas tinggi. Karena konstituen menilai dia adalah perwakilan yang punya standard ketauladanan yang berkelas. Bagi rakyat, anggota Dewan adalah contoh bagi pemilihnya. Dari tindakan dan ucapan mesti sejalan.
Kalau ada anggota dewan seperti YN nyabu, maka secara moral apapun telah jatuh. Kredibilitasnya habis. Ia tidak punya moralitas lagi untuk berdiri tegak di depan konstituennya.
Maka dari itu, Kapolres jangan anggap enteng perkara ini. Sehingga dengan mudah memutuskan untuk merehabilitasi pelaku. Ini perkara serius.
Kalau sampai pada ujungnya hanya rehabilitasi dan akhirnya bebas melenggang, maka dosa politik jajaran Polres Purwakarta akan menjadi kenangan hitam. Kepercayaan publik ke aparat kepolisian jadi jatuh serendah-rendahnya.
Di tengah perkara yang sedang mendera kepolisian, dengan aksi tembak-menembak anggota Polri, dalam kasus Joshua. Polres Purwakarta mestinya hati-hati menangani perkara sensitif yang sudah telanjur jadi konsumsi publik ini.
Jadi, kalau kredibilitas Kapolres Purwakarta ingin tetap terjaga. Maka tidak ada pilihan lain, untuk menjelaskan perkara ini sejujur-jujurnya kepada publik. Ini given buat Kapolres. Harga mati dan tidak bisa ditawar laiknya ibu-ibu yang lagi belanja sayur di pasar kaget. (newspurwakarta.com) editor: mridwan
