PURWAKARTA (enpe.com)– Ormas Islam se Purwakarta menolak rencana Tabligh Akbar yang mendatangkan pembicara yang beraliran syiah. Mereka menolak karena kehadiran Syaih di Purwakarta bisa meracuni generasi muda dan membuat Purwakarta jadi tidak kondusif.
Pernyataan sikap itu ditegaskan tokoh dari Ormas Islam se Purwakarta di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Purwakarta, kemarin (18/8/22). Hadir dalam pertemuan itu Sekretaris MUI Purwakarta Dr KH Yusef Solehuddin M.Ag, Ketua Komisi Fatwa MUI Purwakarta Prof. Dr. KH Azi Tajuddin Noor, Ketua PC Muhammadiyah Purwakarta Ust. Hidayat, Ketua Majelis Mujahidin Purwakarta Ust M. Jaja Zakariya, Perwakilan dari Kodim Purwakarta, Ketua Aliansi Nasional Anti Syiah (ANAS) Ust Awod Abul Ghadir, Ketua Persatuan Umat Islam (PUI) Ust. Gilang.
Hadir juga Ketua Persis Purwakarta Ust Agah Nugraha, M. Ag, perwakilan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) Purwakarta. Ikut hadir dalam pertemuan itu, pihak sponsor acara Tabligh Akbar CEO Kinalillah Indonesia Rifki, dan Ketua Panitia Adnan.
Pada kesempatan itu, semua Ormas Islam yang hadir menegaskan bahaya paham Syiah. “Kalau di Purwakarta ada pembicara dari Syiah dibiarkan, maka ini akan meracuni generasi muda Islam,” jelas Ketua ANAS Awod.
“Hadirnya pembicara Syiah akan membuat Purwakarta jadi ricuh. Maka dari itu kami minta agar acara Tabligh Akbar ini dibubarkan.” (Aliansi Ormas Islam se Purwakarta).
Menurutnya, perkembanagan syiah di Purwakarta jangan diberi ruang sedikitpun. “Syiah itu paham yang sangat berbahaya dan mereka bukan bagian dari Islam,” tandasnya.
Sementara Ust Jaja, menegaskan Tabligh Akbar ini bisa menggiring pemikiran generasi muda ke aqidah Syiah. “Dan ini sangat berbahaya,” ujarnya.
Sebelumnya, Tabligh Akbar yang mendatangkan pembicara beralirah Syiah Habib Husein Ja’far Al Hadar akan digelar besok di Gedung Dakwah Purwakarta. Tabligh Akbar itu mengambil Thema ‘Merajut Karya Menghempas Luka.”
Pihak Panitia dan Sponsor dari PT Kinalillah Indonesia menyatakan mereka menggelar acara itu hanya sebatas memberi motivasi ke generasi muda. “Kami tidak tahu kalau pembicara beraliran syiah,” ujar Adnan.
Menanggapi pernyataan panitia, Ketua PC Muhammadiyah Ust Hidayat menegaskan anak muda harus berkonsultasi dengan orang tua. “Jika tetap akan dilaksanakan, pemateri harus diganti. Banyak pemateri yang kualitasnya jauh di atas orang Syiah itu dan akidahnya jelas,” ujarnya.
Persis tegas meminta agar acara dibubarkan. “Panitia ini tidak paham bahaya ancaman Syiah. Mereka harus paham modus dan propaganda Syiah,” tegas Ust Agah Nugraha.
Sementara pihak PUI meminta agar niat baik harus dibarengi dengan cara yang baik. “Warga Indonesia kewaspadaanya terhadap Syiah sangat tinggi. Saya minta ini dibatalkan. Purwakarta sudah kondusif, jangan dibuat ricuh,” ujar Ust. Gilang.
Sementara, Ketua Komite Fatwa MUI menyatakan pemateri yang akan tampil dalam Tabligh Akbar itu tidak paham soal Islam. “Materi yang disampaikan di Medsos jarang sekali menjelaskan tentang hukum dan ajaran Islam. Subhat dalam hal kepastian aqidah oleh panitia lebih baik ditinggalkan. Undang pemateri yang lebih baik,” ujar Prof. Dr. KH Azi Tajuddin Noor.
Sementara perwakilan dari KB PII menegaskan, membiarkan acara Syiah di gedung Dakwah itu sangat berbahaya. “Kalau ini lolos, Syiah bisa merajalela. Karena di pusatnya dakwah saja lolos,” ujar Ust Ibrahim. (ril) editor: gsoewarno