Denhas Mubaroq Meraih Suara Terbanyak
PURWAKARTA (enpe.com) – Lima formatur berhasil dipilih pada Musda III Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) Kabupaten Purwakarta, kemarin (11/12/21). Denhas Mubaroq, terpilih dengan suara terbanyak.
Pemilihan yang berlangsung sore hari terjaring sebanyak sembilan kandidat. Setelah dilakukan pemilihan, dari 55 suara sah, Denhas Mubaroq mendapat 9 suara. Sementara Yuyus Amar Mukhlis atau Jimmy Natalangit 8 suara, Riqqy Rijaluddin 7 suara, Heri Anwar 7 suara dan Taufiq Ibrahim 5 suara. Heri Anwar adalah Sekdis Poraparbud Pemkab Purwakarta.
Jimmy dalam forum itu menyatakan, KB PII ke depan mesti bisa dikelola dengan profesional. “Sebagai perkumpulan para alumni PII, organisasi mesti digerakkan dengan program yang jelas dan terukur, transparan dalam keuangan, rapi dalam administratif dan profesional,” jelas Jimmy.
“Silaturahmi antar keluarga besar menjadi arus utama program KB PII. Kebijakan ini agar ada chemistry antar anggota yang saling membesarkan dan menguatkan dalam ikatan nilai-nilai Islam.” (Prof Mohammad Ilhamsyah Ketua KB PII Jawa Barat)
Sementara Denhas menambahkan, sebagai formatur terpilih siap menjalankan amanah ini dengan komitmen tinggi. “KB PII itu sangat plural, ada yang pro pemerintah, ada yang oposisi. Ada yang bisnis ada yang mengelola pesantren. Dan mereka bisa hidup bersama di bawah payung Perkumpulan KB PII,” jelasnya.
Musda III KB PII kabupaten Purwakarta digelar di aula Arjuna kantor Dinas Poraparbud Pemkab Purwakarta. Hadir dalam perhelatan itu semua kader PII lintas generasi, dari generasi 1964 sampai generasi milenial. Hadir pula perwakilan dari KB PII Karawang dan Kuningan.
FOKUS SILATURAHMI
Sementara itu, Ketua Perkumpulan KB PII Jawa Barat Prof. Mohammad Ilhamsyah menyatakan fokus utama Perhimpunan KB PII adalah memperkuat silaturahmi antara keluarga besar. “Sepanjang rentang 20 tahun terakhir, friksi antar keluarga besar begitu kuat. Kadang menghilangkan rasa persaudaraan sesama KB,” jelasnya.
Friksi ini muncul, menurut Ilham, karena aspirasi politik yang sangat beragam. “Maka dari itu, program kerja yang menjadi fokus utama adalah menjalin silaturahmi antar sesama KB,” jelasnya.
Ilham menambahkan, kerja silaturahmi kelihatan ringan. “Tapi setelah kita jalankan begitu mendasar dan berat. Karena kemudian muncul chemistry antar anggota, potensi jaringan dan kekuatan per individu jadi jelas. Dengan begitu, kelak akan menjadi kekuatan yang luar biasa,” jelas Ilham
Menurutnya, banyak kebiasaan tradisi islam atau pesantren yang mulai ditinggalkan, tapi justru di negara-negara Barat dan Jepang malah mulai diterapkan. “Misalnya budaya kelulusan di pesantren yang ditentukan oleh penilaian (assessmen) dari sang kiai. Tradisi ini nyaris hilang. Tapi di Jepang malah sekarang jadi arus utama. Kelulusan seseorang mesti melewati proses assessment oleh mentor atau dosennya. Tidak hanya dari hasil ujian tertulis saja,” jelas Ilham
Pandemi ini, menurut Ilham, juga persoalan bagi peradaban yang menyebabkan semua hal menjadi serba tidak pasti. “Wabah ini adalah produk ketamakan manusia ketika mengabaikan kesetimbangan alam. Virus yang mestinya hidup di hutan, karena alam sudah rusak, maka mereka mencari habitat baru di alam manusia. Hal ini yang perlu menjadi perhatian serius keluarga besar,” jelasnya.
Hal lain yang menjadi fokus, jelas Prof Ilham, program kewirausahaan bagi UMKM. “Tapi ini setelah urusan chemistry sesama KB sudah kuat,” jelas Ilham
Sementara itu, mantan Ketua KB PII Kabupaten Purwakarta Taufiq Ibrahim menambahkan agar pada struktur KB PII ke depan mesti ada keterwakilan lintas generasi. “Zaman telah berubah ke fase milenial. KB PII mesti mengikuti arus utama itu. Tapi agar akarnya tetap kuat, generasi awal mesti ada dalam struktur KB ke depan,” jelasnya.
Taufik menyatakan PII itu singkatan dari Pelajar Islam Indonesia. “Yang menjadi pembeda bagi organisasi ini bukan Pelajar dan bukan Indonesianya. Tapi Islamnya,” jelanya. (tor) editor : mridwan