KMP : “Mestinya Dirut yang Dipecat dulu.”
PURWAKARTA (enpe.com) – Tri Hartono memutuskan mundur dari pencalonannya sebagai Dewan Pengawas (Dewas) PDAM Purwakarta. Ia beralasan komposisi Direksi di PDAM sekarang mengkhawatirkan.
Dewas PDAM dari unsur Pemerintah Tri Hartono menegaskan hal itu kepada enpe.com semalam (11/3/22). “Saya melihat komposisi Direksi PDAM sekarang, menyebabkan saya merasa tidak akan sanggup kalau harus menyehatkan PDAM dalam dua tahun mendatang,” jelas mantan Kepala Bappeda Pemkab Purwakarta ini.
Ketika ditanya apakah manajemen sekarang tidak becus bekerja? Tri enggan menjelaskan lebih detail. “Nanti pada saatnya yang tepat saya akan sampaikan ke publik,” ujar mantan Asda II ini.
Sejak hari ini sampai 4 April 2022, Tri Hartono masih menjabat sebagai Ketua Dewas PDAM Purwakarta. Tri menduduki jabatan itu sebagai perwakilan pemerintah.
“Idealnya semua Direksi diganti. Karena kinerjanya sudah terbukti gagal.” (Ketua KMP Zaenal Abidin, MP).
Di era Tri Hartono sebagai Ketua Dewas, Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika memutuskan untuk mengganti Direktur Keuangan Kusman dari jabatannya. Kusman dinilai paling bertanggung jawab terhadap sakitnya BUMD milik Pemkab Purwakarta ini.
Tri Hartono saat itu menilai bahwa pangkal masalah PDAM adalah soal keuangan. “Setiap tahun hutang ke pihak ketiga terus naik. Sementara tagihan konsumen juga terus membengkak. Dirkeu kurang cermat dalam tata kelola keuangan di perusahaan,” jelasnya.
Tri mengaku sudah memberikan interuksi dan saran ke Dirkeu, tapi tidak pernah dijalankan. “Akhirnya kami lapor ke Bupati agar diganti. Keputusan ini diperkuat oleh hasil audit BPKP yang menyatakan sejak 2019-2020 PDAM mendapat status Kurang Sehat,” jelasnya.
PECAT DIRUTNYA
Sementara itu, Ketua Komunitas Madani Purwakarta (KMP) Zaenal Abidin, MP menyatakan, mestinya Bupati pecat dulu Direktur Utamanya, sebelum memecat yang lainnya. “Dalam tata kelola perusahaan, kondisi buruk satu usaha yang paling bertanggung jawab itu Direktur Utamanya,” jelas Zaenal.
Ia menilai, langkah Bupati tidak berani memecat Direktur Utama PDAM karena Dirutnya masih saudaranya. “Jadi ini kebijakan yang ingin mempertahankan nepotisme dan kronisme,” jelasnya.
Menurut Zaenal, ada persoalan moralitas yang akut di manajemen PDAM. “Ini sumber masalah di PDAM. Kalau persoalan moralitas tidak diselesaikan, maka posisi PDAM akan terus sakit-sakitan,” jelas ZA sapaan akrab Zaenal.
Idealnya, menurut ZA, Direksisekarang dipecat dulu semunya. “Prestasi mereka selama ini terbukti gagal membuat bisnis PDAM Purwakarta tumbuh besar dan kuat,” jelasnya.
Senada dengan Zaenal, mantan Direktur Keuangan PDAM Kusman menyatakan kisruh di PDAM yang paling bertanggung jawab itu Direktur Utama. “Sejak lima tahun terakhir, terus nambah karyawan. Sementara pendapatan tetap segitu-gitu saja. Kebijakan menambah kartawan itu ada di tangan Dirut,” jelasnya. (one) editor : gsoewarno