Gara-Gara Rumah Dinas Merasa Terganggu dan Menuduh Pedagang tidak Berizin
NEWSPURWAKARTA.COM (purwakarta) – Sejumlah warga Kampung Tjeplak Kelurahan Nagri Kaler Purwakarta resah, karena lokasi dagangan mereka digusur atas perintah Komandan Kodim 0619/Purwakarta. Mereka tidak boleh berdagang lagi di lokasi Wisata Kuliner yang berada di depan rumah dinas Kodim dengan alasan para pedagang mengganggu jalan masuk dan tidak berizin.
Pedagang yang sudah tahunan berdagang di situ pun resah. “Kami ini orang kecil. Hanya untuk mencari penghasilan seminggu sekali saja digusur-gusur,” jelas satu pedagang kepada reporter newspurwakarta.com malam ini (19/11/22).
Komandan Kodim beralasan, mereka berdagang mengganggu jalan masuk ke rumah dinas. “Kami juga dituduh tidak berizin. Padahal kami mendapat izin dari Bupati secara lisan,” jelas pedagang lain.
“Ketika rakyat sedang susah akibat efek dari Pandemi Covid-19, TNI harus menyatu dengan rakyat. Saya perintahkan kepada jajaran TNI untuk membantu rakyat dengan mengembangkan banyak program.” (Panglina TNI Andika Perkasa)

Seorang janda, yang selama ini berjualan gorengan di lokasi itu mengaku resah dan dirugikan dengan kebijakan itu. “Tiap minggu kami mendapat omzet Rp 2 juta. Lumayan. Tapi sejak ada larangan dari Dandim, kami benar-benar tidak tahu harus berbuat apa,” jelasnya.
Menurut para pedagang, sebagai warga setempat, mereka mengaku aneh dengan kebijakan Dandim ini. “Kami ini ya hanya bisa mengandalkan dari pendapatan dari wisata kuliner. Lalu bagaimana nasib kami harus memberi makan kepada anak-anak kami,” jelas pedagang lain.
Para pedagang itu juga bingung dengan kebijakan Dandim ini, “Semua kantor, rumah di lokasi wiskul ini ya terganggu. Tapi apa susahnya, seminggu sekali memberi kesempatan kepada kami untuk mengais rejeki,” jelas para pedagang itu.
Bahkan, menurut pedagang itu, ada oknum Kodim yang diduga mencoba mengail di kekisruhan ini. “Ada juga oknum Kodim yang akhirnya memberi kompfromi asal pedagang mau membayar retribusi ke Kodim,” jelas pedagang itu.
Bahkan, masih menurut para pedagang, saat ada dialog dengan Damdim dan dihadiri oleh Dinas Terkait, akhirnya tidak ada titik temu.
Tujuan Wiskul
Wisata Kuliner disekitar jalan ke arah Situ Buleud oleh Bupati Purwakarta digelar tiap malam minggu. Tujuannya agar warga yang lagi susah akibat Pandemi Covid-19 ada pendapatan.

Bupati juga memberi kelonggaran secara ringan. “Saya izinkan mereka para UKM berdagang di Wiskul. Biar UMKM tumbuh secara ekonomi. Kita perlu bantu mereka agar ada pendapatan lebih,” ujarnya.
Wisata Kuliner selama ini dikelola oleh tiga pihak. Pertama Karang Taruna, Kedua Paguyuban UMKM Purwakarta dan komunitas warga Arab di Purwakarta. Total pedagang yang berjualan di wisata kuliner 1.000 lebih. Dengan omzet per sekali buka antara Rp 2 juta sampai Rp 15 juta per pedagang. Tergantung jenis dagangan yang digelar.
Sementara data dari Dinas Koperasi dan UMKM Pemkab Purwakarta menyebutkan, jumlah pedagang yang digusur oleh Dandim sebanyak 40 pedagang. “Mereka warga sekitar lokasi dan pedagang lama,” ujar pejabat di Pemkab Purwakarta.
Melawan Perintah Panglima TNI
Apa yang dilakukan Dandim Purwakarta, bisa jadi bertentangan dengan perintah Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa. Dalam banyak kesempatan Panglima TNI memerintahkan jajarannya agar bisa membantu rakyat yang lagi susah. “Kita akan kembangkan banyak program ketahanan pangan agar rakyat yang lagi susah bisa terbantu karena ada pendapatan dari bekerja menanam jagung dan sebagaimnya,” jelas Panglima.
Ia menginteruksikan kepada jajarannya agar pasca Pandemi Covid-19, jajaran TNI bisa menyatu dengan rakyat. “Rakyat yang lagi susah wajib kita bantu dengan banyak langkah. Bisa mengembangkan ketahanan pangan atau program lain,” jelas Panglima.
Dandim 0619/Purwakarta Letkol Arm Andi Achmad Afandi hingga laporan ini turun belum bisa dikonfirmasi. Kasi Intel Kodim 0619 Kapten Bambang ketika dikonfirmasi soal ini melalui saluran whatsapp juga hanya dibaca. Bambang enggan menjelaskan soal ini. Upaya media ini untuk mendapat konfirmasi Dandim melalui beberapa Danramil juga tidak membuahkan hasil. (ril) editor : gsoewarno