Merasa sudah tidak Dibutuhkan Golkar
PURWAKARTA (newspurwakarta.com) – Setelah gagal menjadi Ketua DPD Partai Golkar Purwakarta, Ahmad Sanusi, kader idiologis Dedi Mulyadi akan hengkang dari Golkar. Ia merasa sudah tidak dibutuhkan lagi di partai ini.
“Kalau Golkar Purwakarta sudah tidaik membutuhkan lagi saya di partai, saya pasti akan keluar dari Golkar,” jelas Ahmad Sanusi kepada sejumlah awak media kemarin (28/8/23) di Purwakarta. Cuma Amor, sapaan Ahmad, belum menyebut mau berpindah ke partai mana.

Amor sejak terjadi kegaduhan politik di partai Golkar mencoba merebut posisi ketua DPD. Berbagai rekayasa pun sudah dilakukan. Termasuk menyingkirkan bebera kader Golkar Purwakarta yang mencoba menentangnya.
Ahmad Sanusi kemudian menggandeng Uda Herman, politisi gaek Purwakarta yang paling bertanggung jawab terhadap hancurnya demokrasi di Purwakarta. Beberapa tokoh dan kiai juga sudah berhasil dirangkul untuk mendukungnya.
Tapi ambisi kader militan Dedi mulyadi akhirnya kandas. Ini setelah dalam Musdalub yang digelar di kantor DPD Partai Golkar Jawa Barat ini, Bupati Anne Ratna Mustika terpilih secara aklamasi. Amor pun kalah sebelum berperang.
Sempat Usulkan Plt Bupati yang Pro Dedi Mulyadi
Saat akan terjadi pergantian Bupati, Ahmad Sanusi sebagai Ketua DPRD Purwakarta tanpa musyawarah dengan anggota tiba-tiba mengusulkan dua kader militan Dedi Mulyadi sebagai Plt Bupati Purwakarta. Mereka yang diusulkan Amor adalah Kepala Dinas Pendidikan Pemkab Purwakarta Purwanto dan Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Pemkab Purwakarta Asep Supri. Keduanya dikenal sebagai pejabat yang sangat dipercaya Dedi mulyadi.
Usulan Amor yang dinilai melanggar prosedur itu kemudian dianulir oleh gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Dan dalam usulan RK, dua nama kader Dedi Mulyadi itu dicoret.
“Sepak terjang Dedi Mulyadi melalui kaki tangannya disikat bersih oleh DPD Partai Golkar Jawa Barat.”
Amor juga operator lapangan ketika DPRD mengganjal Perda tentang RAPBD Perubahan Pemkab Purwakarta beberapa waktu lalu. Padahal interuksi Golkar Jawa Barat tegas kalau Golkar mesti mengamankan kebijakan Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika. Tapi, interuksi Jawa Barat ini diabaikan oleh Amor dan gengnya.
Setelah peristiwa itu, DPP Partai Golkar menggelar sidang etik untuk meminta pertanggung jawaban Ketua DPD Partai Golkar Purwakarta Maula Akbar Habibie dan Dedi Mulyadi. Tapi sebelum terjadi persidangan itu, Dedi Mulyadi, anaknya dan gerbong DM di Golkar Purwakarta pada tunggang langgang masuk ke partai Gerindra.
Dedi mencoba menanam Amor agar tetap bertahan di partai Golkar Purwakarta untuk merebut posisi ketua DPD Partai Golkar Purwakarta. Tapi, sepak terjang DM melalui kaki tangannya disikat bersih oleh DPD Partai Golkar Jawa Barat. (newspurwakarta.com) editor : mridwan