Era Asep Supri Cukup di sini Saja
KALAU Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Purwakarta ingin maju dan menjadikan Pemuda sebagai Pemuda yang sesungguhnya, syaratnya cuma satu : “Jangan pilih Ketua KNPI berlatar birokrat.”
Pengalaman pahit, Ketua KNPI di bawah Asep Supri yang pejabat di Pemkab itu sudah membuktikan banyak hal; KNPI Purwakarta ada dan tidak adanya sama saja. Nyaris tak terdengar.
Di bawah kepemimpinan Asep Supri sebagai birokrat, maka KNPI menjadi sangat politis. Daya kritis pemuda untuk mengontrol kebijakan Bupati yang kinerjanya amburadul jadi kayak macan ompong.
Tugas pokok KNPI untuk membuat pemuda yang mandiri secara ekonomi dan politik, punya daya kritis yang mumpuni dan punya kredibilitas tinggi jadi kosong melompong.
Era Asep Supri, yang sekarang menjadi Kepala Bapenda, adalah era di mana peran dan fungsi pemuda dibuat mandul. KNPI jadi sangat politis. Tidak jauh dari dukung mendukung kepada penguasa.
“Di tangan seorang birokrat, KNPI jadi mandul seperti macan omong.”
Jadi, jangankan membuat Pemuda Purwakarta menjadi kelas menengah yang progresif. Untuk menjadikan pemuda Purwakarta jadi punya greget saja, peran KNPI nyaris nol besar.
Maka dari itu, mimpi buruk KNPI dipegang anak berlatar belakang birokrat mesti jangan terulang.
Seorang birokrat, itu punya kultur kerja yang sudah mendarah daging. Mentalitas birokrat identik dengan kerja rutinitas, lembek, etos rendahan, dan lambat. Dan ini yang berbahaya, merasa jadi priyayi agung yang mesti harus terus menerus dilayani.
Maka dari itu, Ketua KNPI kini harus muncur dari latar aktivis. Bila perlu cari yang radikal. Agar ada perubahan di internal KNPI secara mendasar.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pernah menyatakan bahwa selama satu lembaga dikelola oleh birokrat, maka lembaga itu tidak akan maju. Karena budaya melayani, ide kreatif, kerja keras dan disiplin tidak ada dalam kultur birokrasi.
Musda KNPI akan digelar pada 15 Maret 2022. Ada dua kandidat dari unsur birokrat. Mereka adalah Aulia Pamungkas dan Erlan Diansyah.
Bagi yang punya hak suara, munculnya dua calon ini abaikan saja. Ini kalau KNPI ingin maju. Anggap saja mereka itu laiknya bunga layu di atas meja. Cukup dipandang sejenak. Kemudian; “Lupakan!” (newspurwakarta.com) editor : gsoewarno
maju terus sebelum mundur..bawa adeum