LSM KOMPAK : “Pemkab Purwakarta jangan seperti Ketoprak Humor Srimulat.”
PURWAKARTA (enpe.com) – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Purwakarta dan Komunitas Madani Purwakarta (KMP) akan melaporkan Dedi Mulyadi ke Dewan Kehormatan DPR RI. Sikap ini menurut KMP karena Dedi telah mempermalukan institusi DPR yang mestinya terhormat menjadi kerdil.
Ketua HMI Cabang Purwakarta San San Ramdhani dan Ketua KMP Zaenal Abidin menegaskan hal itu secara terpisah kepada enpe.com semalam (23/11/21). “Kami secara institusi sudah melaporkan ke PB HMI di Jakarta. Dan akhirnya nanti kami didampingi PB HMI untuk melaporkan Dedi Mulyadi ke Dewan Kehormatan DPR RI,” jelas San San.
Ia mengungkapkan alasan kenapa HMI secara institusi melaporkan Dedi ke Dewan Kehormatan. “Secara institusi Dedi telah membuat kredibilitas HMI tercemar. Dia membuat konten di Youtube seolah HMI anti kebersihan. Dan ini Dedi lakukan dengan sadar,” jelas San San.

“Banyak yang bisa memimpin Purwakarta dengan baik. Kita tidak butuh dinasti yang mengelola pemerintahan kaya ketoprak humor Srimulat.” ( Ketua Harian LSM KOMPAK Pandu Fajar Gumelar)
Dedi juga melakukan kesalahan, menurut San San, seolah mahasiswa yang protes saat Dedi membersihkan pasar adalah terkait dengan HMI.
“Bahwa Yudha adalah aktivis HMI betul. Tapi tindakan dia tidak ada urusan dengan HMI. Kita akan kembalikan marwah HMI. Cara yang prosedural ya kita laporkan Dedi ke Dewan Kehormatan DPR RI,” jelas San San.
Sebelumnya, San San mengkritik Dedi akibat ulahnya melakukan penertiban ditiga pasar. Saat itu, Ketua HMI ini menyatakan salut dengan langkah Dedi menata pasar. “Saya dukung dia untuk jadi Bupati lagi di sini,” jelas San San.
Pernyataan San San rupanya membuat DM, sapaan Dedi, meradang. Paginya Dedi dengan kru kameranya mendatangi kantor sementara HMI cabang Purwakarta. Di situ Dedi membuat konten secara live seolah HMI jorok dan tidak pro lingkungan bersih. Sikap Dedi inilah yang memicu kemarahan HMI se Indonesia.
“Kita merasa didesain seolah HMI itu tidak bersih. Ini yang akan kami luruskan,” jelas San San.
KETOPRAK HUMOR SRIMULAT
Sementara itu, Ketua KMI Zaenal Abidin menyatakan apa yang dilakukan Dedi itu mempermalukan institusi DPR. “Terutama intervensi dia ke Satpol PP. Ini fakta yang tidak terbantahkan. Dan ini akan kami jadikan bukti kalau Dedi melakukan intervensi birokrasi yang mestinya dia tidak punya kewengan apapun,” jelasnya.
Kasus Dedi mendatangi Kepala Satpol PP itu kesalahan fatal. “Jangan suka mengatasnamakan pribadi tapi ujung-ujungnya cari popularitas. Mestinya Kepala Satpol PP menolak ketika diperintah Dedi ke pasar Rebo,” jelasnya.
“Kita ingin kembalikan marwah HMI dari framing sesat Dedi Mulyadi.”
Dedi boleh melakukan koreksi apapun. “Apalagi dia anggota DPR,” jelas Zaenal. Tapi, menurutnya, prosedurnya harus tegak lurus. “Bisa rusak tatanan birokrasi kalau dia main perintah kepala dinas sementara dia tidak punya kewengan apapun,” jelasnya.
Maka dari itu, kelakuan Dedi mesti kita hentikan. “Kita uji di Dewan Kehormatan apakah dia benar atau salah. Kalau nanti terbukti salah Dewan bisa memecat Dedi dari DPR RI. Setelah itu kita dukung lagi deh dia jadi Bupati ketiga kalinya. Biar jelas urusannya,” ujar ZA.
Sebelumnya Dedi mencaci maki Kepala Satpol PP. Dedi mendatangi ruang kerjanya karena merasa pejabat di Satpol PP tidak ada yang mendukung langkah DM menertibkan pasar-pasar di Purwakarta. “Saya kecewa dengan kalian,” ujar mantan Bupati dua periode ini.
Sementara itu, Ketua Harian LSM KOMPAK Purwakarta Pandu Fajar Gumelar menyatakan apa yang dilakukan Dedi adalah bukti ada krisis nyaris diberbagai segi. “Ini gejala nyata kalau lagi terjadi krisis kepemimpinan,” jelasnya.
Pandu menambahkan bahwa masih banyak kader yang mampu memimpin Purwakarta dengan baik. “Kita tidak memerlukan bayang-bayang dinasti politik. Ini merusak sistem yang sehat,” jelasnya.
Organisasi pemerintahan, menurut Pandu, bukan rumah tangga, bukan kerajaan, bukan dinasti oligarki dan bukan drama Korea. “Semua diatur dalam UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Jadi jangan seperti ketoprak humor Srimulat,” ujarnya.(one) editor : gsoewarno