“Bupati Tidak Mampu Hargai Nyawa Manusia”
PURWAKARTA (enpe.com) – Ambruknya jembatan Bodeman di desa Cijunti hingga setahun berlalu, Dinas PU dan Bina Marga Pemkab Purwakarta gagal menemukan penyebabnya. Satu aktivis LSM antikorupsi menyayangkan lambannya penanganan penyebab ambruknya jembatan yang memakan nyawa manusia itu.
Zaenal Abidin MP, Ketua Komunitas Masyarakat Purwakarta (KMP) menegaskan hal itu kepada enpe.com hari ini (26/5/21). “Ini bukti secara kompetensi mereka amatiran. Publik kan pengin tahu, apa hasil dari kesimpulan Puslitbang Jalan dan Jembatan (Pusjatan) Kementerian PU. Mereka tidak menghargai keingintahuan publik soal penyebab ambruknya jembatan ini,” tegas Zaenal.
Ia meminta agar Bupati Anne Ratna Mustika lebih menghargai nyawa manusia. “Jangan lupa ambruknya jembatan itu memakan korban manusia. Satu meninggal dan lima luka-luka,” jelasnya.
Maka dari itu, pihaknya sejak semua meragukan akan keprofesionalan Kepala Dinas dan jajarannya. “Ini pekerjaan gampang lho. KMP saja sudah tahu kok penyebab utama kenapa jembatan itu ambruk,” ujarnya.
Satu tahun yang lalu, jembatan Bodeman di Desa Cijunti kecamatan Campaka ambrul. Jembatan ini adalah lintasan vital yang menghubungkan Cikopo dengan Cibatu. Ambruknya jembatan ini saat itu membuat heboh publik.
KMP pun saat itu menurunkan tim dari ITB, dan meneliti penyebab jembatan itu. Saat itu, KMP berkesimpulan bahwa penyebab utama ambuknya jembatan itu karena dugaan tindak pidana korupsi. “Banyak spek yang tidak sesuai dengan yang semestinya,” jelas Zaenal saat itu.
“KMP meminta agar Bupati Anne Ratna Mustika lebih menghargai nyawa manusia. “Jangan lupa ambruknya jembatan itu memakan korban manusia. Satu meninggal dan lima luka-luka.” (Ketua KMP Zaenal Abidin, MP).
ZA, sapaan akrab Zaenal saat itu menunjukkan struktur jembatan yang asal-asalan. “Bahan utama jembatan tidak sesuai spek. Mestinya ini jadi bahan pertimbangan utama agar pihak kepolisian mengusut tuntas kasus ini,” pinta ZA.
Kepala Dinas PU dan Bina Marga Pemkab Purwakarta, Ryan Octavia saat itu hanya menyatakan bahwa kasus ini akan diteliti oleh Pusjatan. “Kita serahkan saja ke ahlinya. Biar hasil kajiannya objektif,” jelas Ryan.
KASUS HUKUMNYA DILANJUT
Karena bertele-tele, menurut Zaenal, ini bukti kalau dalam kasus ambruknya jembatan ini pasti ada sesuatu yang ditutup-tutupi. “Kalau mereka berani buka berarti memang tidak ada masalah. Kalau sudah satu tahun ditutup-tutupi berarti ada apa-apa,” jelasnya.
KMP menurut ZA, akan meminta agar Polres Purwakarta melanjutkan proses hukum kasus ini. “Kita tidak juga tahu hasil penyelidikan Polres seperti apa. Setahu saya belum SP3. Kami akan dorong agar kasus ini dilanjutkan,” jelas ZA.
Kepala Dinas PU dan Bina Marga Ryan Octavia ketika ditanya soal hasil penelitian Pusjatan enggan menjelaskan. Pertanyaan yang dikirim enpe.com melalui saluran whatsapp hanya dibaca saja. Ryan lebih memilih diam seribu bahasa. (fai) editor : gsoewarno