Ambu Anne sempat Tegur para Camat
PURWAKARTA (enpe.com) – Branding gambar Bupati Purwakarta di mobil ambulan desa dicopoti. Menurut satu pejabat, itu diduga efek dari kasus gugatan cerai Ambu Anne ke Dedi Mulyadi, sebagai satu bentuk teror mental ke Bupati.
Seorang Kabid di satu Dinas Pemkab Purwakarta menceritakan hal itu kepada enpe.com semalam (2/10/22). “Saat acara tasyakuran Sekda Pemkab Purwakarta Bupati sempat menegur camat-camat kenapa terjadi pencopotan gambar itu,” ujarnya.
Saat itu, Bupati meminta agar Camat mematuhi tupoksi yang ada. “Yang memimpin itu saya. Interuksi apapun dari saya bukan dari orang lain,” ujar Ambu Anne saat itu.
Bupati sempat menyayangkan, kenapa para Camat dan Kades mau terlibat dalam hal-hal yang tidak terkait dengan pembangunan. “Saya minta Camat san jajarannya fokus pada program pembangunan dan layanan publik,” tegas Ambu.

Menurut Kabid itu, laporan ke Ambu sudah banyak yang masuk tentang proses pencopotan gambar itu. “Kalau Bupati sudah sampai bicara seperti itu berarti sudah banyak laporan yang masuk,” katanya.
Kabid itu menyatakan, yang dia tahu pencopotan gambar Ambu itu diduga ada di Desa Sumurugul Kecamatan Wanayasa dan Desa Linggasari Kecamatan Darangdan. “Dua Camat itu memang diduga orangnya Dedi Mulyadi,” ujarnya.
Mestinya, menurut Kabid itu, masyarakat jangan sampai terbelah soal ini. “Para Kades dan Camat mestinya fokus saja bekerja. Itulah kenapa Bupati selalu mengingatkan agar semuanya fokus dan fokus,” ujarnya.
Bisa Jadi Kasus Korupsi
Menurutnya, kasus pencopotan gambar itu bisa jadi kasus korupsi. “Branding foto Ambu itu dibiayai APBD. Per desa Rp 2 juta. Ada 183 juta. “Karena ini didanai APBD, ketika mencopot mesti jelas alasannya dan harus ada Berita Acara. Kalau tidak itu korupsi,” jelasnya.
Masih menurut Kabid itu, yang harus ditanyakan itu, saat mengganti gambar Ambu ke gambar lain, atas biaya siapa, pemasangan gambar pengganti itu. “Ini mesti jelas, karena terkait dengan APBD,” jelasnya.
Maka dari itu, Ia meminta agar Kades jangan mau diatur-atur oleh siapapun di luar Bupati. “Hati-hati. Meski kelihatan sepele, tapi ini bisa jadi kasus korupsi,” ujarnya. (ril) editor: mridwan