CAMPAKA (enpe.com) – Desa Cirende di Kecamatan Campaka Purwakarta, menurut Kepala Desanya, akan menjadi sentra madu hitam dan wisata taman bunga. Langkah ini diambil agar perekonomian tumbuh dengan wisata desa dan warga jadi sehat karena mengonsumsi madu.
Kepala Desa Cirende Hanapiah, ST menyatakan hal itu kepada enpe.com kemarin (14/12/21). “Ini program 100 hari kami sebagai Kades baru. Sesuai visi dan misi saya saat kampanye, maka PAD mesti tumbuh, wisata desa berkembang dan warga jadi sehat karena minum madu,” jelas Hanapi.
Ia menambahkan bahwa apa yang dilakukan semua berbasis masyarakat. “Program wisata taman bunga dan budidaya lebah ini, akan menjadi salah satu program unggulan desa,” jelasnya.

Pada tahap awal, menurut Hanapi, sudah dikembangkan proyek percontohan di belakang kantor desa. “Kalau kita kembangkan ini, maka Cirende bisa menjadi indah. Karena aneka kembang warna-warni bakal tumbuh. Efeknya bisa kita kombinasi dengan budidaya lebah. Nanti hasil madu kita distribusi ke warga. Ini biar warga terbiasa minum madu dan sehat,” ujar Hanapi.
Pada tahap tertentu, menurut Kades yang berprofesi sebagai petani tulen ini, akan dikembangkan di lahan perhutani seluas 1 ha, bermitra dengan PT Raja Sengon Indonesia (RSI). “Jadi nanti di bawah pohon jati, akan dikembangkan taman bunga. Di sela-sela taman itu kita budidaya lebah. Secara ekonomi sangat menjanjikan,” jelasnya.
Menurut Hanapi, dengan adanya wisata taman bunga, maka pengunjung bisa menikmati berbagai keindahan bunga. “Warga bisa buka warung di lokasi wisata. Sehingga ekonomi warga bisa tumbuh,” jelasnya.
PRODUKSI MADU HITAM
Pihaknya menambahkan, apa yang dikembangkan sudah direncanakan dengan seksama. “Termasuk jenis lebahnya. Nanti produksi dari taman ini adalah madu hitam,” jelas Hanapi.

Menurutnya, madu ini punya khasiat yang unik. “Disamping menyehatkan juga stamina jadi bagus. Ini tentu cocok dengan kultur warga desa yang mayoritas petani,” ujarnya.
Hanapi menambahkan, potensi lahan yang ada di Cirende akan terus dikembangkan. “Kita akan menanam sorgum seluas 5 hektare. Karena ada pasar yang jelas. Seperti madu hitam juga pasarnya sudah ada,” urai Hanapi.
Ia mengaku akan menggandeng Perhutani untuk pemanfaatan lahan. “Kita ingin setiap jengkal tanah yang nganggur bisa jadi aset, menghasilkan uang untuk kesejahteraan warga,” ujarnya. (ril) editor : gsoewarno