DM : “Saya tahu Siapa di Belakang Kalian.”
PURWAKARTA (enpe.com) – Dedi Mulyadi, kemarin (17/11/21) mendatangi kantor HMI Cabang Purwakarta di depan Gardu Induk Pesawahan. Mantan Bupati dua periode ini memarahi Ketua HMI Cabang Purwakarta San San Ramdhani.
“Siapa Ketua HMI sekarang,” tanya DM.
“Saya pak ….,” jawab San San
“Terus kemarin yang memprotes saya soal Kewenangan, dia HMI juga siapa namanya?” Tanya Dedi lagi
“Yudha pak ….,” jelas San San
“Dia sering diskusi di sini …,” tukas Wakil Ketua Komisi IV DPR RI ini
” Yaaa … Kadang-kadang pak ….,” tambah San San
“Jadi kamu yang kemarin mengeluarkan pernyataan mendukung saya untuk jadi Bupati lagi?” Tukas Dedi dengan wajah tidak suka
“Cuma wacana pak …. ,” jelas San San
“Bukan wacana ….argumentasi kami harus kuat. Kenapa orang pada mempersoalkan apa yang saya lakukan. Zaman sudah berubah. Saya lagi mengritik semua orang yang tidak melakukan apapun. Jadi kritik anda salah sasaran,” jelas Dedi.
“Saya juga tahu, antara Yudha dan pernyataan anda satu desain. Saya tahu siapa di belakang kalian. Saya tahu siapa yang suruh kalian,” tukas DM dengan sengit.
“Gak ada pak ….,” ujar San San santai.
Kemarahan Dedi pun meledak. Ditariknya San San ke samping kantor. “Lihat …. Saya dulu pendiri HMI, anda menempati kantor saja kotor tidak diurus. Saya malu sebagai kader HMI,” ujar DM.
“Orang oleh peduli terhadap lingkungan tapi caranya harus benar.” (Ketua Presidium KAMI Purwakarta Salnim Ibrahim)
Sebelumnya, Ketua HMI Cabang Purwakarta San San mengkritik langkah DM membenahi banyak pasar. Menurut San San,”Telah terjadi kekosongan kepemimpinan di Purwakarta. Karena itu saya mendukung Dedi Mulyadi jadi Bupati lagi,” ujar San San kepada sejumlah awak media.
Sementara itu, Yudha mahasiswa STIE Muttaqien menjadi buah bibir di medsos. Sebagai mahasiswa dan aktivis HMI yang berani menegur Dedi Mulyadi, sikapnya memicu pro dan kontra.
Di laman Facebook Kang Dedi Mulyadi ribuan nitizen menghujat Yudha. Hanya sedikit yang mendukungnya. Sementara di group Facebook Komunitas Warga Plered, Yudha disanjung-sanjung bak pahlawan. Hanya sedikit orang yang kontra dengan sikapnya.
TINGKAH YANG LUCU
Sementara itu, Salnim Ibrahim, Ketua Presidium KAMI Purwakarta menilai lucu ketika Dedi didebat mahasiswa kemudian berlindung atas nama warga yang peduli lingkungan. “Yang ditanyakan mahasiswa itu tepat, soal kewenangan. Karena itu DM marah dan akhirnya berlindung atas nama warga. Ini jadi lucu dan menggelikan,” jelas Salnim.
Ia menjelaskan, problem terbesar Dedi pada kasus itu adalah soal kewenangan. “Jangan salah ya, status Dedi sebagai anggota DPR itu melekat. Dia bisa memanggil bahkan memarahi Kepala Dinas. Apalagi mantan Bupati. Sementara dia tidak punya kewenangan apapun,” jelasnya.
Menurut Salnim, tidak bisa di Purwakarta terus menerus terjadi seperti ini. “Aturan main dan kewenangan harus ditegakkan. Orang boleh peduli terhadap lingkungan, tapi caranya harus benar,” jelasnya.
Meski begitu Salnim mendukung langkah DM memperbaiki pasar. Karena hasilnya bagus. “Tapi yang dilakukan DM itu mestinya tugas Bupati. Maka dari itu saya minta agar Bupati dan jajarannya action jangan retorika saja,” ujarnya. (one) editor : gsoewarno