LANGGAR SURAT EDARAN YANG DIBUAT SENDIRI
BUPATI Purwakarta Anne Ratna Mustika plesiran ke pulau Dewata Bali, ketika Purwakarta konon lagi gawat-gawatnya diterjang wabah Corona. Pekan lalu sebanyak 11 warga meninggal dalam sehari.
Tapi melihat sikap Bupati, publik tentu sangat menyayangkan sekaligus menyukurinya. Kenapa?
Publik tentu sangat menyesalkan perginya Bupati mesti untuk kepentingan Dinas, tapi itu pelanggaran serius terhadap Keputusannya sendri.
Pada 18 Juni 2021, karena gawatnya perkembangan Covid19 di Purwakarta, Bupati mengeluarkan surat edaran No 166/SATGASCOVID-19/VI/2021 tentang pembatasan sosial di Purwakarta.
“Memang telah muncul varian baru dari India, daya tularnya ganas tapi gelajanya ringan dan tidak mematikan. Hanya indra perasa yang hilang.”
Surat Edaran itu mengacu dari surat serupa SK Mendagri dan Menteri Agama. Surat yang ditandatangani oleh Katua Harian Satgas Covid19 Pemkab Purwakarta Iyus Permana ini dianggap angin lalu oleh Bupati.
Padahal dalam surat edaran itu jelas-jelas Bupati melarang pejabatnya pergi keluar kota untuk keperluan meeting, seminar dan lain-lain.
Ini tentu pelanggaran moral etik yang serius dari Bupati. Bahwa pemimpin mestinya memberi contoh ke publik. Bahwa pemimpin mesti patuh terhadap keputusannya sendiri, ini agar rakyat juga ikut patuh dan sebagai pemimpin juga jadi masih berharga di mata publik.
SIKAP POSITIF
Tapi bisa jadi sikap Bupati ini ada sesuatu yang tidak bisa dijangkau nalar publik. Setidaknya oleh dua hal;
Pertama, mungkin libido Bupati untuk menyalurkan hobinya bertamasya dan berbelanja bisa tersalurkan. Publik perlu tahu, saat masih menjadi isteri Bupati, mantan mojang Purwakarta ini diduga hobi belanja dan tamasya ke Singapura.
Saat ini ketika keuangan Pemkab lagi amburadul, Bupati pun patut diduga sempat menikmati tamasya belanja di Bali. Sambil menyelam minum air.
Kedua, sikap Bupati yang ‘tamasya’ ke Bali sesungguhnya ekspresi dia terhadap penanganan wabah yang tidak kunjung selesai.
Wabah ini pada 2020 telah mencoreng kinerjanya sehingga ekonomi tumbuh minus 2,05%. Ribuan karyawan dirumahkan. Pengangguran meningkat. Angka kemiskinan naik dari 7,4% menjadi 8,2%. Sebesar 80% sektor UMKM yang selama ini menyerap tenaga kerja sampai 55% pada bangkrut.
Bupati bisa jadi secara tersirat ingin mengajak publik untuk abaikan Corona. Karena esensinya Covid19 ini hal biasa. Karena wabah ini esensinya sakit flu yang tidak mematikan.
Mungkin Bupati ingin yakinkan ke publik bahwa Corona ini omong kosong. Tidak lebih dari upaya rekayasa jualan vaksin. Sementara efek vaksin secara faktual membingungkan. Sebab jutaan vaksin sudah disuntikkan wabah ini malah terus meluas.
Bisa jadi Bupati ingin memberi contoh, ayo rakyat tidak usah pusing dengan Corona. Kalo wabah ini adalah bencana, alihkan fokus sebesar-besarnya tetap pada produktivitas bukan pada masalah bencana.
Mudah-mudahan benar apa yang difikirkan Bupati. Karena esensinya selama fokus terbesar penguasa pada masalah Corona, maka masalah ini akan terus membesar.
Ingat dua Provinsi Jabar dan DIY sudah tegas menyatakan bahwa mereka sudah kehabisan uang untuk mendanai wabah ini.
Kini memang telah muncul varian baru dari India. Publik perlu tahu varian ini daya tularnya memang ganas, tapi gejalanya sangat ringan hanya hilangnya indra perasa. Tidak mematikan.
Dan percayalah, orang boleh tahu kalau wabah ini terus meluas, karena variannya baru. Tapi ingat, hanya dengan penanganan sederhana publik bisa aman-aman saja.
Caranya? Patuhi protokol kesehatan, rajin olah raga agar bugar, berjemurlah dari pukul 09.00 sampai pukul 10.00, ilmui virusnya, siapkan setok minyak kayu putih yang banyak karena 80% sembuh karena ini. Dan ini yang penting; Contoh Bupatimu dengan mengabaikan isyu-isyu corona, tetap produktif cari uang, cukup bersikap waspada.
Bagaimana dengan vaksin, tunggu saja vaksin merah putih. Vaksin produk anak bangsa yang sangat membanggakan. Vaksin asing? Abaikan saja, karena itu hanya menguntungkan segelintur pengusaha, menguras devisa negara dan membuat kaya bangsa lain disaat mayoritas rakyat indonesai lagi susah. (newspurwakarta.com) editor : gtsoewarno.