Anne Mengaku Senang dan Bahagia Menghadapi Perceraian ini
BOJONG (enpe.com) – Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika meminta agar Dedi Mulyadi berani hadir dalam persidangan ketiga besok. Ia mengaku sangat ceria dan bahagia menghadapi perceraian ini.
“Tentu saya berharap anggota DPR RI itu berani hadir. Saya tiga tahun mencoba bertahan dengan dia. Tapi ini yang terbaik,” ujar Anne di sela acara Rembug Desa di Tajur Sindang Kecamatan Bojong hari ini (27/10/22).

Ia menyatakan lupa kalau besok adalah sidang perceraian dirinya. “Saya lupa. Besok ya,” ujarnya. Pihaknya mengaku tidak perlu persiapan khusus untuk menghadapi sidang besok.
Sebelumnya, dua kali sidang gugatan cerai dengan agenda mediasi, Dedi Mulyadi tidak berani hadir. Alasan pertama, Dedi mengaku tidak mendapat undangan resmi dari Pengadilan Agama Purwakarta. Meski Hakim di PA Purwakarta menyatakan undangan sudah diterima Dedi dengan bukti tanda terima surat bertanda tangan.
Pada sidang mediasi kedua, Dedi juga belum punya nyali untuk menghadapi isterinya. Pengacara Dedi menyatakan kliennya tidak bisa hadir karena ada acara reses.
Menanggapi alasan Dedi, Anne saat itu menyatakan, kalau alasan sibuk dirinya juga sibuk. “Saya juga sibuk dan bisa datang ke pengadilan ini,” jelas Anne.
Saat itu, Anne menegaskan bahwa dirinya 1000 persen serius menggugat suaminya. “Seribu persen saya serius. Karena saya menganggap langkah ini yang terbaik,” jelasnya.
Masih ada Hantu Bergentayangan
Sementara itu, kemarin Anne mengingatkan para Camat yang sedang menggelar acara Gempungan di Panyindangan agar hati-hati dengan hantu yang bergentayangan. “Jadi saya ingatkan pak Camat, kades dan Kepala Dinas, di sini masih ada hantu bergentayangan. Jadi jangan takut,” katanya.
Menurut Anne, hantu itu suka membuat acara di Purwakarta. “Seolah hantu itu berkuasa. Dan suka menelepon Kepala Dinas. Padahal tanda tangan saya yang masih laku,” jelasnya.

Tidak jelas benar, siapa yang dimaksud hantu oleh Bupati Anne. Tapi kalau menilik tingkah polah Dedi Mulyadi di Purwakarta, Anne patut diduga menyindir Dedi. Sebagai catatan, terakhir Dedi membuat konten Youtube di Sukatani. Dalam pembuatan konten itu diceritakan ada anak sekolah yang mesti menyeberang kali dan berjalan lima kilo meter untuk sampai ke sekolah.
Tapi konten Youtube itu dibantah oleh kadus setempat. “Itu tidak benar. Kali itu kecil dan kalau tidak ada hujan ya bisa dilewati,” jelas kadus itu.
Pihaknya menyayangkan terbitnya Youtube yang dinilainya berlebihan itu. “Saya juga heran pak Kades kok mau mendampingi. Mestinya ketimbang membuat taman yang buat warga tidak ada gunanya, lebih baik uang itu untuk membuat jembatan,” ujarnya. (ril) editor : gsoewarno