Pengakuan Amor bahwa Dia Sudah Bukan Kader Dedi Mulyadi adalah Omong Kosong
AKHIR-akhir ini, Ketua DPRD Kabupaten Purwakarta Ahmad Sanusi (Amor) sibuk bersih-bersih diri. Ini untuk menegaskan ke publik bahwa dia sekarang sudah cerai dengan Dedi Mulyadi. Apakah benar?
Jawabannya tentu omong kosong. Amor tidak mungkin lepas dari cengkeraman Dedi Mulyadi. Masyarakat Purwakarta tahu bahwa sudah 15 tahun, Ahmad Sanusi mengabdi lahir dan batin ke DM, sapaan Dedi Mulyadi.
Bahkan dalam banyak kasus-kasus penting, Amor selalu terdepan melakukan pembelaan terhadap Dedi Mulyadi. Kasus boikot rapat paripurna DPRD yang menjegal APBD Perubahan, Amorlah ujung tombaknya.
Dialah yang secara terang-terangan mengamankan kepentingan Dedi Mulyadi di Purwakarta. Bahkan, saat Anne Ratna Mustika lagi gencar-gencarnya melawan DM, Amorlah yang menjegal kebijakan Anne dengan mengatakan bahwa postur APBD tidak pro rakyat.
“Maka dari itu DPD Partai Golkar Jawa Barat, kalau ingin sukses membersihkan anasir-anasir Dedi Mulyadi di partai Golkar Purwakarta, maka satu-satunya jalan adalah babat bersih kader-kader idiologis DM tanpa pandang bulu.”
Dalam banyak acara penting Dedi Mulyadi, apakah itu gempungan, selamatan pribadi di rumah DM di Subang, atau acara sosialisasi di lapangan Amor selalu hadir. Saat anak bungsu DM ulang tahun, Amor pula yang menjadi ujung tombaknya.
Maka dari itu, ketika Ahmad Sanusi tiba-tiba mengaku sudah steril dari DM, itu tidak lebih dari pencitraan saja.
Siapapun orangnya yang menjadi “hamba-nya” Dedi Mulyadi tidak bakal bisa lepas dari cengkeraman politik Dedi Mulyadi. Kenapa ini bisa terjadi? Karena Dedi pegang kartu truf siapapun orangnya yang selama sudah masuk ke lingkaran satu DM.
Orang seperti Amor, bisa dipastikan tidak akan lepas dari cengkeraman politik DM. Karena cara bermain DM selalu begitu. Boroknya dia pegang. Sehingga dalam banyak peristiwa penting tidak bisa lepas dari apa keinginan Dedi.
Amor Tetap Berbahaya bagi Masa Depan Golkar
Maka dari itu, ketika Amor tiba-tiba merangsek seolah akan menyelamatkan Partai Golkar purwakarta, jika dibiarkan akan tetap membahayakan masa depan Golkar Purwakarta. Dedi Mulyadi, meski sudah lari kocar-kacir dari partai Golkar, selama Amor masih bercokol, maka akan tetap bisa menggunakan dengan leluasa partai Golkar itu.
Akan terus terjadi kebohongan dan kepura-puraan yang akan terus dipelihara oleh Ahmad Sanusi. Boleh saja dia sigap menyelamatkan partai Golkar. Tapi percayalah, apa yang Amor lakukan akan secara rutin dilaporkan ke tuan besarnya Dedi Mulyadi.
Kader idiologis seperti Amor, yang sudah selama 15 tahun jadi peliharaan DM, tidak mungkin dalam sekejap menyatakan ingkar terhadap DM. Pasti tidak akan bisa dan tidak akan terjadi.
Yang terjadi sesungguhnya, Amor tetap saja kader militan DM yang lewat skenario tertentu ditaruh di Partai Golkar untuk mengamankan kepentingan DM di Purwakarta.
Maka dari itu DPD Partai Golkar Jawa Barat, kalau ingin sukses membersihkan anasir-anasir Dedi Mulyadi di partai Golkar Purwakarta, maka satu-satunya jalan adalah babat bersih kader-kader idiologis DM tanpa pandang bulu.
Selama DPD Golkar Jawa Barat tidak menjalankan itu, maka DM akan terus berkuasa di partai Golkar Purwakarta. Karena kaki tangan dan jongos idiologisnya belum dibersihkan 100%. (newspurwakarta.com) editor : mridwan