Selama ini Warga Purwakarta cuma jadi Penonton
MANIIS (enpe.com) – Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Waduk Cirata, keberadaannya tidak memberikan kontribus apapun kepada masyarakat setempat. Karena itu Aliansi Kiansantang mendesak agar keberadaan proyek terbesar se Asia Pasific ini mesti bisa mengangkat ekonomi lokal.
Koordinator Aliansi Kiansantang H Elan Sopian SE menegaskan itu pada Jumat (5/11/21) kepada sejumlah awak media. Aliansi menggelar demo di depan kantor PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Cirata pada Kamis lalu. Ratusan masa Aliansi menggeruduk ke lokasi proyek.
Elan menambahkan, mestinya PT PJB lebih memperhatikan masyarakat Purwakarta. “Selama ini kita diam. Dan PT PJB tidak merespon keinginan warga agar tenaga kerja mesti harus dari penduduk lokal. Makanya, kita demo,” ujar Elan.
Aliansi Kiansantang adalah gabungan Ormas dan LSM di Purwakarata. Mereka yang tergabung dalam aliansi ini adalah LSM Kompak Purwakarta, Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI), Gabungan Inisiatif Barisan Anak Siliwangi (Gibas), Laskar NKRI, Laskar Merah Putih (LMP), Manggala Garuda Putih, Gerakan Nawacita Rakyat Indonesia (GNRI), dan Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya. Sebanyak ratusan ribu massa menjadi anggota Aliansi ini.
“Terhadap proyek PLTS Cirata selama ini kami hanya jadi penonton saja.” (Koordinator Aliansi Kiansantang Purwakarta H. Elan Sopian SE)
Elan menegaskan, selama ini warga lokal hanya sebagai penonton saja. “Ini proyek BUMN, maka dari itu, keberadaan proyek ini mesti ada manfaatnya buat Purwakarta,” tandas Elan.
Perwakilan Aliansi akhirnya diterima manajemen PT PJB. Dalam dialog tertutup itu, Ketua Harian DPC LSM Kompak Purwakarta Pandu Fajar Gumelar ST menegaskan, mestinya proyek PLTS ini bisa memberi manfaat yang nyata bagi masyarakat setempat.
“Komitmen seperti ini mestinya tidak usah kami ajari. Tanggung jawab sosial dan lingkungan mesti jelas. Apalagi proyek ini strategis dan nilainya sangat besar,” ujar Pandu.
Ia meminta agar manajemen PT PJB merumuskan solusi terbaik bagaimana ada hubungan yang saling menguntungkan antara proyek ini dengan kami-kami ini.
“Kami ini Aliansi independen. Biasa menghidupi organisasi dengan kekuatan sendiri. Tapi jangan sekali-kali abaikan keberadaan kami,” jelas Pandu.
Menurutnya, keluar dari ruangan ini harus ada seuatu yang kongkrit. “Perlu rumusan tertulis agar ada hasil yang nyata,” jelas Pandu.
Sayang manajemen PT PJB menyatakan perlu membicarakan dulu usulan dari Aliansi. “Kami mesti bicara dulu dengan pemegang proyek dari China,” jelas Jubir PT PJB Catur.
H Elan mengaku tidak puas dengan hasil pertemuan itu. “Kita kecewa. Kalau mereka tidak merespon tuntutan kami, kita akan gelar demo yang lebih besar lagi,” ujarnya. (ril) editor : gsoewarno